Oct
27
2024
samodra
Webinar ANN pada 24 Oktober 2024 membahas konstitusi dan struktur pemerintahan Negara Madinah. Pembicaranya Prof. Fahmi Amhar (BRIN), dan moderatornya Sofyan Hadi, MSi. (UNRI). Berikut ini pemahaman yang bisa saya bangun setelahnya.
Pendahuluan
Pada masa sebelum kedatangan Islam, masyarakat di Jazirah Arab hidup dalam sistem sosial yang tidak memiliki aturan negara yang jelas. Kondisi sosial di Kota Madinah—saat itu disebut Yathrib—terpecah-belah oleh konflik antar-suku. Pertikaian antara suku-suku besar seperti Aus dan Khazraj serta perselisihan dengan komunitas Yahudi menambah ketidakstabilan. Pada 622 M, Nabi Muhammad tiba di Madinah, dan menyusun Piagam Madinah sebagai dasar hukum yang menyatukan kelompok2 yg berbeda tersebut. Hal ini mengubah Madinah menjadi negara yang berdaulat, yg bekerja berdasarkan aturan Allah melalui Nabi Muhammad.
Elemen-elemen konstitusional apa dan struktur pemerintahan seperti apa yang berlaku di negara baru itu, yang diatur oleh Piagam Madinah? Apakah prinsip-prinsip dalam Piagam Madinah masih relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks pemerintahan modern saat ini?
Continue Reading »
Tags: konstitusi, Madinah, Yathrib
Oct
26
2024
samodra
Pada Kamis 17 Okt 2024 malam ANN (https://akadnotonegoro.wordpress.com/) menyelenggarakan webinar berjudul “Revolusi Indonesia” dengan pembicara Qadaruddin Fajri Adi, STP, MSc. (Pandawa Institute) dan moderator Tryas Munarsyah (Pemuda Peduli Indonesia). Dari webinar ini dapat diperoleh pelajaran/pemahaman, bahwa perlu dilakukan revolusi dalam sistem pemerintahan dan ekonomi Indonesia, karena usaha perbaikan sistem kehidupan negara pasca-1998 ternyata gagal: masih ada korupsi sistemik dan –akibatnya– ketimpangan ekonomi. Diusulkan bahwa Indonesia harus beralih dari model ekonomi kompetitif menuju model ekonomi kooperatif – gotong-royong, sesuai dengan ideologi Pancasila, agar tercapai keberlanjutan dan keadilan dalam kehidupan kita.
Continue Reading »
Tags: bunga, ekonomi gotong-royong, global, koperasi, moneter, revolusi
Apr
07
2022
samodra
1. Demokrasi: pemerintahan oleh rakyat; pemerintah(an) dari, oleh dan untuk rakyat. Tidak dari rakyat, tapi oleh sekelompok kecil dan untuk –apalagi– sekelompok sangat kecil orang, sementara rakyat hanya menerima remah2-nya (trickle-down effect).
2. Demokrasi itu beda atau lawan dari otokrasi (pemerintahan oleh satu orang) atau oligakhie (sekolompok kecil orang). Otokrasi // otoriter, diktator, fasis, absolutisme.
3. Problem muncul ketika cara rakyat membentuk pemerintah(an) itu adalah melalui sistem perwakilan: seseorang merayu rakyat untuk memilihnya jadi pemerintah (presiden atau anggota DPR), tapi setelah duduk di kursi pemerintahan, dia lupa pada janji-rayuannya kepada rakyat. Dia mengutamakan dirinya sendiri, keluarganya (kecil – besar) atau kelompoknya. Tidak lupa sepenuhnya kepada kebutuhan rakyat, tapi rakyat tidak jadi fokus utama, melainkan sekadar sebagai embel-embel, pelengkap, pelegitimasi.
Continue Reading »
Feb
11
2022
samodra
Kerja itu ibadah. Ibadah itu salah satu wujudnya adalah kerja, kerja, kerja. Beramal! Karena itu pemerintah wajib menyediakan pekerjaan bagi waganya, atau mendorong sebagian warganya untuk menciptakan lapangan kerja bagi warga lain. Agar semua warganya sejahtera dan bahagia, di dunia dan nanti di akhirat.
Continue Reading »
May
28
2021
samodra
Dalam era modern saat ini rupanya image bahwa majikan itu berkuasa atas buruhnya belumlah hilang. Majikan semena-mena kepada bawahan atau anakbuahnya masih sering dijumpai, dan untuk sebagian masih dibiarkan, diterima atau dipahami oleh masyarakat. Padahal ini harusnya tidak terjadi lagi, sebab “modern” sejauh ini dimaknai sebagai civilized, beradab, madani, manusiawi.
Memang pada perusahaan swasta, apalagi swasta kecil atau UMKM, kita masih dapat menerima jika buruh tiba-tiba dipecat oleh majikannya, karena perusahaan itu bangkrut. Kita tidak bisa mengatakan hal ini semana-mena. Tapi untuk kasus perusahaan besar, pemecatan-seketika meskipun karena perusahaan bangkrut tidaklah dapat diterima. Karena pastilah ada aturan atau perjanjian-kerja sebelumnya antara buruh dan majikan jika terjadi kondisi buruk seperti itu, apa yang harus dilakan oleh kedua pihak. Jadi dalam tatanan modern (yg beradab), perilaku majikan
Continue Reading »
May
24
2021
samodra
(Ditulis 13 Mei 2021.)
Pandemi Covid yang telah merenggut 48 ribu nyawa di Indonesia dan 3,3 juta jiwa di dunia[1] menyadarkan kita betapa dekatnya kita dengan kematian. Sekalipun tetap ada saja yang tidak peduli atau tidak takut dengan virus ini, tapi pada umumnya orang berusaha menghindar dari virus ini. Mereka yang tidak peduli dapat dipastikan adalah orang yang belum merasakan sakitnya orang yang terkena virus ini, atau dia yakin bahwa virus ini tidak akan menempel padanya.
Continue Reading »
Nov
23
2020
samodra
[Pasca ISD 08]
Bayi lahir lalu hidup. Untuk hidup dia harus makan, berbaju dan berumah. Pangan, sandang, papan. Setelah besar dia butuh teman bermain, lingkungan sosial. Lalu berkreasi, bekerja.
Semuanya harus yg cukup, nyaman, membahagiakan. Syukur2 melimpah, agar lebih berbahagia lagi, bisa menabung untuk kebutuhan esok hari. Berkembang-biak.
Continue Reading »
Oct
07
2020
samodra
[Untuk ISD, pert. 04.]
Tidak ada dua hal yg sama di dunia ini. Semua unik. Mirip banyak, sama persis tidak ada.
Maka demikianlah di dalam masyarakat orang itu tidak sama. Ada yg kaya, ada yg miskin. Pinter-bodoh, desa-kota, tinggi-rendah, merah-biru-kuning-jingga dst.
Berbeda itu indah. Meski hamparan padi di sawah juga sedap dipandang mata, tapi tidak ada taman yg berisi sebuah tumbuhan. Pasti beraneka-ragam, plural.
Continue Reading »
Jan
24
2017
samodra
OTT Bupati Klaten: Ayo Revolusi! 🙂
Oleh:
Samodra Wibawa
Belum genap setahun berseragam putih dan bertopi bupati, Sri Hartini (PDIP) ditangkap KPK on the spot pada pagi 30 Desember 2016. Kejadian ini menghebohkan (tapi tidak mengejutkan) orang Klaten pada khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya. “Kado spesial” akhir tahun buat warga kota apem, welut, rambak ceker dan ayam panggang…. 🙂
Continue Reading »
Sep
21
2016
samodra
Masih perlu, relevankah kebangsaan?
Apakah akulturasi tetap diperlukan?
Itulah dua paparan saya pada hari Kamis 15 September 2016 di Tanjung Selor dalam “Seminar Wawasan Kebangsaan: Memperkuat Nasionalisme dan NKRI di Provinsi Kalimantara Utara” yg diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pemprov Kaltara.
Dua fotonya (maaf belum ijin pihak2 yg tampak… 🙂 ):
Continue Reading »