Dec 30 2024


Penerapan Prinsip-Prinsip Pemerintahan Islam: Peluang dan Tantangan

Pendahuluan

Pemerintahan Islam berlangsung di atas prinsip keadilan, musyawarah, dan kesetaraan dalam pengambilan keputusan. Dalam sejarah awal Islam (tahun 622 – 661), yakni dari Nabi Muhammad hingga Khalifah Ali, prinsip-prinsip ini dituangkan dalam Piagam Madinah. Prinsip-prinsip diterapkan dalam pemilihan Khalifah Abu Bakar hingga Ali melalui proses syura (musyawarah) dan ijma’ (kesepakatan). Penerapan prinsip-prinsip ini dalam sistem pemerintahan modern, terutama di negara dengan keragaman agama dan budaya seperti Indonesia, menghadapi tantangan yang cukup besar. Artikel ini akan membahas prinsip-prinsip pemerintahan Islam dalam sejarah awal kekhalifahan serta penerapannya dalam konteks politik modern, dengan fokus pada prinsip musyawarah, khilafah, dan tantangan yang dihadapi oleh negara Muslim seperti Indonesia.

1. Piagam Madinah: Konstitusi Pertama dalam Sejarah Manusia

Continue Reading »

Comments Off on Penerapan Prinsip-Prinsip Pemerintahan Islam: Peluang dan Tantangan

Nov 07 2024


Tragedi para khalifah pertama

Para “presiden” penerus Nabi Muhammad di Negara Madinah ternyata meninggal karena terbunuh. Padalah mereka digelari sebagai Khulafaur Rasyidin –Para Penerus/Pengganti/Wakil Rasulullah yang Benar.  Mengapa? MENGAPA?

1. Khalifah Abu Bakar

Khalifah pertama, Abu Bakar as-Siddiq, wafat pada tahun 634 M. Beliau meninggal setelah sakit pada umur 63 tahun. Ada yg mengatakan akibat mandi dalam cuaca dingin, namun ada yg mengatakan akibat racun yg beliau minum/makan beberapa bulan sebelumnya! Persis seperti Nabi yg konon juga wafat akibat racun beberapa bulan sebelumnya! Keduanya dilakukan oleh orang Yahudi.

Sebelum meninggal, beliau sempat mengusulkan Umar bin Khattab sebagai penggantinya, memastikan kelanjutan kepemimpinan Negara Madinah. Dalam masa kepemimpinannya yang hanya 2-3 tahun itu, Abu Bakar berhasil menghadapi berbagai tantangan, termasuk memerangi para pembangkang yg enggan membayar zakat, beberapa orang yang mengaku menerima wahyu sebagai nabi baru ataupun beberapa kelompok suku yg sekedar ingin otonom tidak mau tunduk kepada Negara Madinah.

2. Khalifah Umar bin Khattab

Continue Reading »

Comments Off on Tragedi para khalifah pertama

Oct 27 2024


Konstitusi dan Struktur Negara Madinah: Pemerintahan yang Adil dan Inklusif

Webinar ANN pada 24 Oktober 2024 membahas konstitusi dan struktur pemerintahan Negara Madinah. Pembicaranya Prof. Fahmi Amhar (BRIN), dan moderatornya Sofyan Hadi, MSi. (UNRI). Berikut ini pemahaman yang bisa saya bangun setelahnya.

Pendahuluan

Pada masa sebelum kedatangan Islam, masyarakat di Jazirah Arab hidup dalam sistem sosial yang tidak memiliki aturan negara yang jelas. Kondisi sosial di Kota Madinah—saat itu disebut Yathrib—terpecah-belah oleh konflik antar-suku. Pertikaian antara suku-suku besar seperti Aus dan Khazraj serta perselisihan dengan komunitas Yahudi menambah ketidakstabilan. Pada 622 M, Nabi Muhammad  tiba di Madinah, dan menyusun Piagam Madinah sebagai dasar hukum yang menyatukan kelompok2 yg berbeda tersebut. Hal ini mengubah Madinah menjadi negara yang berdaulat, yg bekerja berdasarkan aturan Allah melalui Nabi Muhammad.

Elemen-elemen konstitusional apa dan struktur pemerintahan seperti apa yang berlaku di negara baru itu, yang diatur oleh Piagam Madinah? Apakah prinsip-prinsip dalam Piagam Madinah masih relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks pemerintahan modern saat ini?

Continue Reading »

Comments Off on Konstitusi dan Struktur Negara Madinah: Pemerintahan yang Adil dan Inklusif

Oct 26 2024


Indonesia Butuh Revolusi!!

Pada Kamis 17 Okt 2024 malam ANN (https://akadnotonegoro.wordpress.com/)  menyelenggarakan webinar berjudul “Revolusi Indonesia” dengan pembicara Qadaruddin Fajri Adi, STP, MSc. (Pandawa Institute) dan moderator Tryas Munarsyah (Pemuda Peduli Indonesia). Dari webinar ini dapat diperoleh pelajaran/pemahaman, bahwa perlu dilakukan revolusi dalam sistem pemerintahan dan ekonomi Indonesia, karena usaha perbaikan sistem kehidupan negara pasca-1998 ternyata gagal: masih ada korupsi sistemik dan –akibatnya–  ketimpangan ekonomi. Diusulkan bahwa Indonesia harus beralih dari model ekonomi kompetitif menuju model ekonomi kooperatif – gotong-royong, sesuai dengan ideologi Pancasila, agar tercapai keberlanjutan dan keadilan dalam kehidupan kita.

Continue Reading »

Comments Off on Indonesia Butuh Revolusi!!

Aug 12 2024


Islam dan sistem pemerintahan modern

Besok malam (Selasa 13 Agt 2024) ANN (https://akadnotonegoro.wordpress.com/) akan menyelenggarakan webinar berjudul “Kontribusi Islam terhadap Sistem Pemerintahan Modern”. Pembicaranya Dr. Hasbi Aswar dari UII. Berikut pemahaman sy ttg tema ini, hasil AI-ing (dg editing-cepat)… 😊

Pertanyaan2 yg dapat dikemukakan adalah:

  1. Apakah sistem pemerintah modern itu? Apa ciri2nya?
  2. Apakah Islam sebenarnya telah berjasa untuk membentuk sistem tsb?
  3. Apa masalah2 yg melekat pada sistem pemerintahan modern?
  4. Apakah islam dapat mengatasi masalah2 tersebut? Bagaimana caranya?
Continue Reading »

Comments Off on Islam dan sistem pemerintahan modern

Feb 24 2024


Refleksi pemilu 2024

Filed under Government,Power

1. Setelah chatting cukup panas di WAG AsIAN (Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara, https://asian.or.id/), beberapa orang hadir berbincang, sarasehan di zoom pada Selasa 20 Februari 2024 malam. Yang hadir dan berbicara adalah Melkisedek (UNDANA), Argo (UNY), Budiman (UNSA), Suprapti (STIAMI), Dewi (UNISA), Ambar (UGM) dan saya sendiri serta 3-5 orang yg datang mengintip sekejap. Beberapa orang yang diharapkan hadir, karena aktif di chat, malah tidak hadir. Sibuk, sedang pusing, gak ada sinyal atau cari aman/nyaman? J

Berikut ini renungan saya sesudah zoom yg memberikan banyak pengetahuan dan perspektif tersebut.

Continue Reading »

Comments Off on Refleksi pemilu 2024

Oct 13 2023


Khilafah di abad 21: utopia?

Catatan webinar

            Akademia Noto Negoro (ANN) telah menyelenggarakan webinarnya yang ke-59 pada Rabu malam, 20 September 2023. Tema yang dibahas adalah khilafah, yang  pernah didiskusikan dua-tiga kali sebelumnya di forum ini. Pembicara-utamanya kali ini adalah Prof. Fahmi Amhar (BRIN), yang menayangkan dua video pendek, dengan penanggap Prof. Hanif Nurcholis (UT) dan Dr. Yakob Noho Nani (UNG), sementara moderatornya Sofyan Hadi, Msi. (UNRI). Berikut ini pikiran dan gagasan yang bisa saya cerap dan susun-kembali dari webinar yang diikuti oleh 200-an peserta tersebut.

Continue Reading »

Comments Off on Khilafah di abad 21: utopia?

Dec 17 2022


Lorenz von Stein

Lorenz von Stein adalah “bapak adm. negara”, kalau dapat disebut seperti itu. Juga “bapak reformasi (bukan revolusi) sosial” dan “bapak negara sosial (bukan sosialis)”. Ini percik pemikiran saya 22 tahun lalu, kalau tidak salah ditulis untuk seminar ISTECS di Paris th 2000. Ditemukan hari ini di web.archive. Lebih banyak tentang ilmuwan ini, lihat wikipedia.

LEARNING FROM THE LORENZ VON STEIN’S IDEA OF SOCIAL STATE

Samodra Wibawa

Deutsche Hochschule für Verwaltungswissenschaften Speyer, Germany

Email: swibawa@gmx.de

Abstract. The 19th century Europe was characterised by the rapid technological and economical development and –as its consequent– the strong tendency of social revolution. In a such socio-psychological situation many social movements have developed, in search for a social regime on their own interests. Each movement created its own ideology or social theory, such as liberalism or communism, that functions as a working instrument to conduct the movement. The german scholar Lorenz von Stein developed his idea of social-state as a middle way between the Marx-Engels’ law of dialectical social development, the Spencers’ organic social system and the non-interventionist liberalism. He was pro the parliamentary, constitutional monarchy and suggested that the state (and its upper social class) should, in order to stop the revolutionary tendency of the lower, worker class, promote an appropriate living standard of the poor. Although Stein was contra the idea of republic because of its less practicability, he found that civil society is the most developed form the human society. The author find the similarity of Steins with a new, a century later in the other side of the globe growing ideology: the developmentalism of the thirty years Suhartos administration.

Keywords: political idea, social state, administration, bureaucracy.

Continue Reading »

Comments Off on Lorenz von Stein

Apr 13 2022


Negara nabawi

Filed under Government

Terimakasih kepada Tomi Setiawan, Defny Holidin dan Furqon Rocmad Widodo yg telah memberikan pencerahan yg luar biasa dalam webinar Akademia Noto Negoro, Selasa 12 April 2022 jam 15.20-17-30. Berikut ini pengetahuan dan pemahaman (plus penafsiran/kehendak) subyektif saya dari acara tsb.

**

1. Masyarakat kota Madinah era Nabi (pasca peristiwa hijrah dari Makkah, abad-7) adalah sebuah negara dalam pengertian modern saat ini: ada pemerintah yang “menguasai” (berdaulat terhadap) penduduk/rakyat dalam suatu wilayah tertentu, dan diakui/diperlakukan sebagai negara oleh pemerintah dan penduduk dari negara lain. Menakjubkan-/mengejutkannya, negara ini memiliki struktur yg sangat wow untuk masa itu: pemerintahnya berisi beberapa lembaga yg memiliki fungsi erimbangan kekuasaan. Check and balances.

Continue Reading »

Comments Off on Negara nabawi

Apr 07 2022


Demokrasi, rule of law, partisipasi

1. Demokrasi: pemerintahan oleh rakyat; pemerintah(an) dari, oleh dan untuk rakyat. Tidak dari rakyat, tapi oleh sekelompok kecil dan untuk –apalagi–  sekelompok sangat kecil orang, sementara rakyat hanya menerima remah2-nya (trickle-down effect).

2. Demokrasi itu beda atau lawan dari otokrasi (pemerintahan oleh satu orang) atau oligakhie (sekolompok kecil orang). Otokrasi // otoriter, diktator, fasis, absolutisme.

3. Problem muncul ketika cara rakyat membentuk pemerintah(an) itu adalah melalui sistem perwakilan: seseorang merayu rakyat untuk memilihnya jadi pemerintah (presiden atau anggota DPR), tapi setelah duduk di kursi pemerintahan, dia lupa pada janji-rayuannya kepada rakyat. Dia mengutamakan dirinya sendiri, keluarganya (kecil – besar) atau kelompoknya. Tidak lupa sepenuhnya kepada kebutuhan rakyat, tapi rakyat tidak jadi fokus utama, melainkan sekadar sebagai embel-embel, pelengkap, pelegitimasi.

Continue Reading »

Comments Off on Demokrasi, rule of law, partisipasi

Older Posts »