May
24
2021

samodra
(Ditulis 13 Mei 2021.)
Pandemi Covid yang telah merenggut 48 ribu nyawa di Indonesia dan 3,3 juta jiwa di dunia[1] menyadarkan kita betapa dekatnya kita dengan kematian. Sekalipun tetap ada saja yang tidak peduli atau tidak takut dengan virus ini, tapi pada umumnya orang berusaha menghindar dari virus ini. Mereka yang tidak peduli dapat dipastikan adalah orang yang belum merasakan sakitnya orang yang terkena virus ini, atau dia yakin bahwa virus ini tidak akan menempel padanya.
Continue Reading »
Nov
23
2020

samodra
[Pasca ISD 08]
Bayi lahir lalu hidup. Untuk hidup dia harus makan, berbaju dan berumah. Pangan, sandang, papan. Setelah besar dia butuh teman bermain, lingkungan sosial. Lalu berkreasi, bekerja.
Semuanya harus yg cukup, nyaman, membahagiakan. Syukur2 melimpah, agar lebih berbahagia lagi, bisa menabung untuk kebutuhan esok hari. Berkembang-biak.
Continue Reading »
Nov
09
2020

samodra
[Pasca ISD, pert. 06]
Masyarakat itu, seperti makhluk hidup, tumbuh dan berkembang, juga surut dan mati. Berkembang karena perubahan lingkungan, kepentingan, nilai, teknologi dll. Dan setiap warga maupun kelompok berkembang dengan derajat/tingkat/kecepatan yg berbeda-beda –tergantung kompetensi, sosialisasi dsb. Maka jadilah individu, kelompok dan masyarakat yg satu dengan yg lain itu berbeda-beda, beraneka-ragam, bhinneka.
Continue Reading »
Oct
07
2020

samodra
[Untuk ISD, pert. 04.]
Tidak ada dua hal yg sama di dunia ini. Semua unik. Mirip banyak, sama persis tidak ada.
Maka demikianlah di dalam masyarakat orang itu tidak sama. Ada yg kaya, ada yg miskin. Pinter-bodoh, desa-kota, tinggi-rendah, merah-biru-kuning-jingga dst.
Berbeda itu indah. Meski hamparan padi di sawah juga sedap dipandang mata, tapi tidak ada taman yg berisi sebuah tumbuhan. Pasti beraneka-ragam, plural.
Continue Reading »
Aug
09
2020

samodra
Untuk: Cornelis Lay, teman seperjalanan di Konggres AIPI di Kupang dan Manado awal 1990an.
Konteks: Hagia Sophia 2020, Turki Ottoman 1470an, Ibnu Khaldun (Tunisia-Andalusia 1350an), desentralisasi dan pandemi 2020, dan “hari kiamat” Black Brothers 1970an.
*
Sudah kubilang, bahwa negara adalah sebuah kesatuan yang terdiri dari: sekumpulan manusia (ribuan, puluhan, ratusan ribu, beberapa juta dan kemudian beberapa puluh dan ratusan juta), dipimpin (diurus, diperintah, dikelola) oleh seseorang di atas suatu wilayah, dan –tentu saja– diakui sebagai negara oleh manusia dan terutama pengurus dari negara lain. Manusia/penduduk/warganya bisa bertambah dan berkurang, keluar-masuk silih berganti. Pemimpin/pengurus/pemerintahnya bisa diwariskan, dipergulirkan, diperebutkan oleh intern keluarga dan nepot si pemimpin itu maupun di antara seluruh penduduk mapun dengan orang asing.
Continue Reading »
Jul
10
2020

samodra
[In response to https://www.facebook.com/hanif.nurcholis2/posts/3276305015818866, 7 Juli 2020.]
Desa ditulis
sebagai buku top oleh sejarawan/antropolog Koentjaraningrat dan Sartono
Kartodirdjo. Sepertinya juga oleh sosiolog Sajogjo dan –dengan perspektif ekonomi– antropolog Masri Singarimbun. Tahun 1980an
saya pernah melihat dan memegang buku-buku mereka –lupa, sudah membaca atau
belum… ?
Sebagai sarjana administrasi negara, ingin sekali sy menjadi lurah atau camat atau bupati ca. 1-2 tahun saja, lalu menulis buku rinci detil seperti buku-buku tadi. Tebal 1000-2000 halaman seperti buku Max Weber. Yg eksploratif imajinatif inspiratif tentang pengurusan/pengelolaan/penataan (ya itulah administrasi) sistem desa, kecamatan atau kabupaten itu. (Sekiranya Mendagri memberikan kesempatan kepada saya untuk duduk sebagai pejabat seperti ini… sungguh akan sangat luar biasa… di sudut hutan belantara Sumatera atau Kalimantan juga oke… ?)
Continue Reading »
Jul
06
2020

samodra
[In response to https://www.facebook.com/hanif.nurcholis2/posts/3262609903855044.]
Saya belum tahu bagaimana di negara lain, tapi di
Indonesia (dhi. di sekitar Klaten dan Sleman) yg saya pahami “daerah” bisa
berarti macam-macam: provinsi, kabupaten maupun kota, kecamatan, desa maupun
kelurahan, dusun, RW dan RT. Jadi mendengar orang berkata “pemerintah daerah”,
saya jadi senewen dan uring-uringan: daerah yg mana…? Provinsi atau kabupaten
atau apa/mana…?
Banyak daerah di Indonesia sekakrang ini sebenarnya dahulu adalah negara[1]: Jogja, Solo, Cirebon, Banten, Minang, Riau, Deli, Kutai, Bulungan, Makassar, Gowa, Ternate, Tidore. Gianyar, Buleleng dll. Konon semuanya berjumlah 299an buah! Semuanya berbentuk monarkhie (kerajaan atau kesultanan) –sistem pemerintahan/politik/administrasi/negara yang “kepala negara”nya turun-temurun. Selain/karena turun-temurun, beberapa “kepala negara” tersebut tidak sedikit yang berhubungan-keluarga: anak-bapak, saudara kanduang, keponakan, menantu-mertua, besan.
Continue Reading »
Jul
05
2020

samodra
Pemerintah, pemerintahan, daerah, negara, konstitusi, masa
lalu, masa depan…..?
Berikut ini komentar saya terhadap posting Prof. Hanif
Nurcholis di facebooknya, bahwa
“pemerintahan daerah bukan milik rakyat”: file word 4
halaman.
May
05
2020

samodra
5.5.2020
Kalau anda
menjadi pengelola “negara” –ya itulah masyarakat/publik, dari RT hingga negara
sampai dunia; apa yg pertama kali anda kerjakan?
Keputusan (decision), sudah barangtentu.
Continue Reading »
Mar
16
2020

samodra
Kuliah online…. 🙂
01. Please refresh your mind…!
07. Management of things (coming soon…)
Note of 16 April: Karena ada gangguan, kuliah ini sejak 17 Maret pindah ke https://samodrawibawa.wordpress.com/2020/03/17/manajemen-publik-kuliah-online/.