Feb
11
2022
samodra
Kerja itu ibadah. Ibadah itu salah satu wujudnya adalah kerja, kerja, kerja. Beramal! Karena itu pemerintah wajib menyediakan pekerjaan bagi waganya, atau mendorong sebagian warganya untuk menciptakan lapangan kerja bagi warga lain. Agar semua warganya sejahtera dan bahagia, di dunia dan nanti di akhirat.
Continue Reading »
May
24
2021
samodra
(Ditulis 13 Mei 2021.)
Pandemi Covid yang telah merenggut 48 ribu nyawa di Indonesia dan 3,3 juta jiwa di dunia[1] menyadarkan kita betapa dekatnya kita dengan kematian. Sekalipun tetap ada saja yang tidak peduli atau tidak takut dengan virus ini, tapi pada umumnya orang berusaha menghindar dari virus ini. Mereka yang tidak peduli dapat dipastikan adalah orang yang belum merasakan sakitnya orang yang terkena virus ini, atau dia yakin bahwa virus ini tidak akan menempel padanya.
Continue Reading »
Oct
07
2020
samodra
[Untuk ISD, pert. 04.]
Tidak ada dua hal yg sama di dunia ini. Semua unik. Mirip banyak, sama persis tidak ada.
Maka demikianlah di dalam masyarakat orang itu tidak sama. Ada yg kaya, ada yg miskin. Pinter-bodoh, desa-kota, tinggi-rendah, merah-biru-kuning-jingga dst.
Berbeda itu indah. Meski hamparan padi di sawah juga sedap dipandang mata, tapi tidak ada taman yg berisi sebuah tumbuhan. Pasti beraneka-ragam, plural.
Continue Reading »
May
05
2020
samodra
5.5.2020
Kalau anda
menjadi pengelola โnegaraโ โya itulah masyarakat/publik, dari RT hingga negara
sampai dunia; apa yg pertama kali anda kerjakan?
Keputusan (decision), sudah barangtentu.
Continue Reading »
Sep
21
2016
samodra
Masih perlu, relevankah kebangsaan?
Apakah akulturasi tetap diperlukan?
Itulah dua paparan saya pada hari Kamis 15 September 2016 di Tanjung Selor dalam “Seminar Wawasan Kebangsaan: Memperkuat Nasionalisme dan NKRI di Provinsi Kalimantara Utara” yg diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pemprov Kaltara.
Dua fotonya (maaf belum ijin pihak2 yg tampak… ๐ ):
Continue Reading »
Sep
20
2016
samodra
Meritokrasi dimulai dengan rekruitment yang obyektif dan terbuka.
Ini dipraktikkan oleh Desa Gondangrejo secara kebablasan: terlalu sederhana: obyektif dan terbuka seratus persen tapi hanya dengan satu kriteria. Desa ini memilih perangkatnya hanya berdasar test tertulis. Mestinya ada penilaian terhadap pengalaman kerja/berorganisasi/bermasyarakat, tingkat pendidikan dll.
Baca selengkapnya.
Mar
07
2016
admin
Suara itu terdengar keras, seperti atap rumah yg roboh atau gerobak dorong PKL yang jatuh berantakan tumpah seluruh isinya. Continue Reading »
Nov
03
2015
admin
Opo to KP kuwi…? Opo hubungane karo AN..? ๐
Bagaimana siklus hidupnya yg ideal…?
Monggo… Continue Reading »