Jul 22 2016
Coup d’État
Belum lama ini saya berpikir tentang kekuasaan: orang bisa terperangkap pada nafsu untuk memburunya secara membabi-buta. Ternyata pokok soalnya bukanlah kekuasaan itu sendiri, melainkan nafsu: untuk memiliki, merengkuh, handarbeni, hangrungkrebi… 🙂 Jika anda mengikutinya, anda akan menjadi menghalalkan segala cara. Machiaveli 500 tahun lalu tidak menasihati rajanya untuk bersikap semacam itu, tapi mengungkapkan fakta/realitas yang memang telah berlangsung.
Tak lama berselang, berita tentang pembunuhan cukup membetot perhatian. Mulai dari Jessica-Mirna, Yuyun, Eno, Farah, Alika dll. Mendengar kata “pembunuhan” saja kita sudah merinding, apalagi jika membaca cerita prosesnya: memukul, memperkosa, menusuk (dan masih ada beberapa kata kerja lagi yang ngeri untuk dituliskan). Semuanya membikin bulu kuduk merinding, perut mual dan hati mengkeret. Sungguh kejamnya manusia terhadap manusia lain. (Memang jumlah manusia sadis tidak berhati seperti ini sangatlah sedikit dibandingkan keseluruhan manusia. Tapi bukankah “membunuh seorang manusia tanpa sebab yang sah sama halnya membunuh seluruh manusia”?!) Kalau benar dalam berpolitik dikenal “tujuan menghalalkan cara” seperti tersebut di atas, mestinya banyak pembunuhan dalam praktik politik. Tapi nyatanya tidak.1)
Dan akhirnya berita itu: kudeta Turki –yang, kali ini, gagal.
Tapi nyatanya iya… 🙁 Namun dalam hal ini terlalu sederhana untuk mengatakan, bahwa para pelaku kudeta sedang ingin memuaskan nafsu mereka untuk berkuasa. Tidak sesimpel itu. Saya yakin mereka memiliki ide tertentu: menginginkan suasana masyarakat yang berbeda, yang lebih baik.
Ide, gagasan, impian, harapan, cita-cita menggerakkan orang untuk bertindak.
Entahlah… Semoga dunia tetap aman-aman saja. Semoga orang-orang, para pejabat dan pemimpin bisa mengendalikan nafsu amarah angkara murka mereka…
Be calm, stay cool…! Lawwamah mutmainnah… -: (Selamat Jumat…)
**
Note:
1) Berbagai motif pembunuhan:
a. Sakit hati: dendam, iri, dengki, kecewa, marah, kesal
b. Cinta dan nafsu:
• Cemburu isteri/suaminya main serong dg orang lain
• Isteri digoda
• Poligami: isteri tak mau dicerai
• Bercerai, kecewa, anak sendiri dibunuh
• Cinta ditolak plus diejek
c. Harta:
• Ingin menguasai, memiliki
• Tak mampu bayar utang
• Utang tak segera dibayar
Comments Off on Coup d’État