Oct 07 2020
Perbedaan dan keadilan
[Untuk ISD, pert. 04.]
Tidak ada dua hal yg sama di dunia ini. Semua unik. Mirip banyak, sama persis tidak ada.
Maka demikianlah di dalam masyarakat orang itu tidak sama. Ada yg kaya, ada yg miskin. Pinter-bodoh, desa-kota, tinggi-rendah, merah-biru-kuning-jingga dst.
Berbeda itu indah. Meski hamparan padi di sawah juga sedap dipandang mata, tapi tidak ada taman yg berisi sebuah tumbuhan. Pasti beraneka-ragam, plural.
Pertanyaan: Dalam masyarakat manusia, kenapa ada yg kaya, ada yg miskin (dan segala atribut/kualitas/karakter lain yg menyertainya)? Karena kemampuan orang berbeda-beda. Titik start kita tidak sama, sehingga ada yg sampai finish duluan, ada yg belakangan. Kalaupun garis startnya sama, karena kemampuan berbeda, ada yg sampai finish duluan, ada yg belakangan.
Dari mana kemampuan berasal? Mengapa berbeda-beda? Jawaban gampangnya: takdir! Tapi anda pasti tidak puas dengan jawaban ini –meski sebagian besar benar ?.
Bayangkan ada tanah kosong seluas Kabupaten Klaten di pedalaman Kalimantan yg terisolasi. Ke situ dikirim 100 pemuda trasmigran yg semua sehat, tingginya plus-minus 175cm, berat 70kg-an, umur 23 th-an, semua lulusan S1 pertanian. Setiap orang diberi tanah 100 hektar untuk penghidupan mereka masing2.
Apa yg terjadi? Macam2: ada yg menanam padi, ada yg ketela, jagung, kelapa, ternak ikan, ayam, kambing sapi dll. Semua punya pilihan sendiri sesuai kesukaannya. Sesuai pengalamannya selama kuliah dan selama mengarungi hidup sejauh ini: lingkungan keluarga, lingkaran pertemanan, bacaan buku, hobi dsb. dll. dst. Jadi background orang berbeda-beda, kemampuannya berbeda-beda, prosesnya menjalani hidup berbeda-beda.
Akibatnya: setelah dua-tiga tahun terlihat ada yg berhasil budidayanya, ada yg gagal, ada yg sedang-sedang saja. Yg berhasil pertaniannya ada yg mendadak kaya, karena bisa menjual dengan mudah, ada yg malah bangkrut karena tak terjual (: tak bisa menjual). Jadinya ada yg kaya, ada yg miskin (dengan segala atribut/kualitas/karakter lain yg menyertainya).
Apa yg salah? Tidak ada. Semua telah diberi tanah yg sama, diberi kesempatan yg sama. Tapi mereka yg miskin mungkin akan mempersoalkan: Kenapa saya dapat tanah di sini, bukan tanah di tempat si A yg kaya itu? Bagaimana cara tanah itu dulu dibagi dipersoalkan. Kalau dulu pembagiannya dilakukan “sesuka” pembagi tanah (katakanlah pemerintah), maka itu dipersolkan: kenapa? Kenapa suka-suka? Suka-suka yg gimana? Kalau pembagiannya atas dasar IP (misalnya yg IPnya tinggi diberi tanah di dekat jalan utama), itupun dipersoalkan: kenapa atas dasar IP?
Apapun dasar yg digunakan untuk membagai, pasti dipersoalkan. Pasti ada yg tidak puas. Ada orang yg tak mau menerima takdir (?). Mereka yg tidak puas ini “merasa” diperlakukan tidak adil oleh pemerintah. Lalu gimana? Kalaupun si yg tidak puas ini mengusulkan suata cara pembagian yg berbeda, pasti juga nantinya ada orang lain yg sebaliknya akan tidak puas juga.
Lalu bagaimana? Sejauh ini sepertinya undian menjadi cara yg dianggap “paling adil” dalam membagi sesuatu. Tapi bagaimana cara mengundi yg adil itu? Kalau hanya dua orang, mudah saja mengundinya: bisa hompimpah atau lempar koin. Tapi berapa kali pengundiannya? Tergantung kesepakatan. Jadi: undian dengan cara yg disepakati semua pihak yg diundi secara bebas, merdeka, tidak terpaksa.
Jadi: bebas, merdeka, tidak terpaksa itulah sumber/dasar keadilan. Kalau anda memilih sesuatu secara terpaksa, maka sangat mungkin anda menyesal nantinya, dan merasakan situasi itu tidak adil. Maka anda harus kaya dan berpengatahuan, agar anda dapat memilih apapun dalam hidup ini secara bebas, merdeka, tidak terpaksa ?. Agar tidak tertipu, merasa tertipu dan diperlakukan tidak adil.
Bagaimana agar kaya dan berpengetahuan yg banyak-komplit-berimbang? Anda paling tahu apa yg harus anda kerjakan.
Yg jelas: kelak di kemudian hari anda adalah pemerintah, pengurus, pengelola, takmir, manajer dll. dari suatu organisasi atau masyarakat. Kewajiban anda adalah: membagi (baca: membuat keputusan) secara adil, dan menjadikan anak-buah, warga atau anggota anda kaya dan berpengetahuan. Minimal merasa kaya dan diperlakukan secara adil… ?.
*
Di beberapa tempat di beberapa waktu, sekelompok orang miskin atau yg peduli kepada yg miskin tidak melihat bagaimana dulunya si kaya itu berproses menjadi kaya. Situasi kini bahwa dia kaya dan saya miskin dipandang sebagai ketidakadilan: kok dia kaya, saya miskin? Ini tidak adil! Seolah2 situasi saat ini tercipta/terjadi begitu saja atau “diberikan” oleh “sesuatu” entah apa/siapa. Dan ini tidak adil! Lalu mereka yg merasa diperlakukan tidak adil merebut harta-benad si kaya, karena dia merasa bahwa sebagian dari harta si kaya itu adalah hak yg harusnya diberikan kepadanya.
Tentu ada alasan atau teori atau “ideologi” atau keyakinan lain. Misalnya: si kaya itu memperoleh kekayaan karena memeras kita! Kita jadi buruh mereka, bekerja untuk mereka, menghasilkan produk dan dijual dan menguntungkan, tapi keuntungannya untuk mereka. Ini tidak adil! Lalu mereka melakukan “aksi sepihak” merebut harta-benda si kaya itu.
Apakah itu benar? Sudah jelas tidak. Karena merebut adalah jahat.
Harusnya si miskin berbicara baik-baik kepada si kaya, bagaimana kondisinya dan apa yg bisa diberikan/dibantukan oleh si kaya kepadanya. Masalahnya: bagaimana jika si kaya tidak mau membantu? (Saya tidak tahu.)
*
Bagiamana jika anda menjadi Bupati Klaten dengan kondisi apa adanya saat ini? Ada yg kaya, ada yg miskin, ada yg sedang-sedang saja, ada OKB (orang kaya baru) dsb.?
Bagaimana cara berbuat adil? (Apa itu adil?)
Gampang. Berbuat adil itu:
- Mendengarkan suara semua kelompok. Mempersilakan siapapun bersuara. Kalau perlu memfasilitasi setiap orang agar semua bisa bersuara. Jangan sampai ada yg takut atau malu/segan (ya ini sebenarnya takut juga). Anda harus menghilangkan semua rintangan yg menghalangi orang untuk bersuara.
- Nyatakan proses berpikir dan proses pengambilan keputusan anda kepada publik. Beritahu semua warga tentang prosesnya. Minimal beri kesempatan warga untuk tahu. Perkara tidak mau tahu, itu hak mereka dan salah mereka juga ?. Tapi jangan menghalangi orang untuk tahu! Kalau perlu, fasiliasi, mungkinkan semua orang untuk tahu!
- Utamakan memberi/membagi kepada yg miskin daripada yg kaya. Kecuali kalau degan memberi yg kaya, maka mereka akan memberikan/menghasilkan kebaikan/manfaat yg lebih banyak kepada yg miskin itu.
- Usahakan/kondisikan agar yg kaya membantu yg miskin. Bisa langsung melalui kegiatan sosial (beasiswa, santunan sembako, diklat, magang dll.) atau tak langsung: pajak lewat pemerintah dan ZIS lewat ormas.
**
Link terkait (bacalah minimal satu link dari setiap kelompok):
Hasil search “pengertian keadilan”: 1. https://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan; 2. http://kotaku.pu.go.id:8081/wartaarsipdetil.asp?mid=8395&catid=2&; 3. http://etheses.uin-malang.ac.id/2249/5/08410016_Bab_2.pdf
“Perbedaan sosial”: 1. https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/16/150000769/diferensiasi-sosial–arti-ciri-dan-bentuknya?page=all; 2. https://republika.co.id/berita/qcdyzs383/unesco-perbedaan-sosial-dan-digital-ancam-sektor-pendidikan; 3. https://indomaritim.id/keberagaman-dalam-masyarakat-indonesia/
“Ketimpangan sosial”: 1. https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pengertian-dan-bentuk-ketimpangan-sosial-3998/; 2. https://tirto.id/lingkaran-setan-ketimpangan-sosial-di-indonesia-cFhB; 3. https://katadata.co.id/tags/ketimpangan
“Aksi sepihak”: 1. https://g30s-pki.com/ofensif-revolusioner-pki-6-aksi-aksi-massa-ofensif-revolusioner/; 2. https://radarkediri.jawapos.com/read/2020/09/30/216593/mengenang-peristiwa-djengkol-kediri-1961-1965; 3. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160930100758-20-162286/gerwani-dan-aksi-ganyang-tujuh-setan-desa; 4. https://www.kompasiana.com/andikahm/574c3de0917e614d09ca604d/kilas-sejarah-aksi-provokasi-pki-sebelum-kudeta-30-september-1965; 5. https://www.academia.edu/34764253/Makalah_AKSI_SEPIHAK_PKI_BTI_DALAM_PELAKSANAAN_LANDREFORM_DI_JAWA_TIMUR_TAHUN_1961_1965; 6. https://islambergerak.com/2018/11/bti-dan-warisan-warisannya/; 7. https://republika.co.id/berita/nasional/umum/17/10/01/ox4cih396-sebelum-65-pki-sudah-menyiapkan-geladi-resiknya
Comments Off on Perbedaan dan keadilan