Dec 30 2015
Jemuwah wekasan
Karena agama penting untuk mengelola negara….. 🙂
Witing bisa jalaran saka kepeksa….
Karena tidak ada khatib, Takmir Masjid Darussalam, Purwosari, Sinduadi, Mlati, Sleman meminta saya untuk belajar beberapa hari lalu menulis khutbah lalu membunyikannya pada 25 Desember 2015. Berikut saya sharing, sekiranya ada yang tertarik…. 🙂
Alhamdulillaahi nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu.
Wana’uudzubillaahi minsyuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa man yahdillaahu falaa mudhillalahu wa man yudhlil falaa haadiyalahu. Wa asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu. Arsalahu bil haqqi basyiiran wa nadziiran baina badayissaa’ati. Man yuti’illaaha wa rasuulahu faqadrasyada wa man ya’shihima fainnahuu laa yadhurru illaa nafsahu. Wa laa yadhurrullaaha syai-a.
Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa ash-haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin waqtafa. Ammaa ba’du.
Fa ushiikum ‘ibaadallaahi wa nafsii bi taqwallaahi faqad faaza manittaqaa. Wa khaaba man thaghaa.
Saudara-saudara kaum muslimin, jamaah jum’ah yg berbahagia,
Pada siang hari ini, selaku khatib pengganti, saya ingin mengajak diri saya sendiri dan jamaah semuanya untuk selalu menjaga dan terus-menerus meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah.
Yaa ayyuhalladziina aamanut taqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun.
“Wahai orang2 beriman, bertawalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Dan janganlah sekali-kali kami mati melainkan dalam keadaan Islam.” (QS 3:102) 1:16
Tanpa keimanan, tanpa ketaqwaan kepada Allah tidak ada gunanya hidup kita ini.
Hidup kita ini, hidup kita masing-masing ini amatlah sangat singkat sekali. Bandingkan dengan umur bumi ini yang sudah ratusan bahkan miliaran tahun atau bahkan trilyunan tahun…! Usia kita yang hanya 60, 70 atau 100 tahun ini amat teramat pendek bangat. Kalaupun anda berhasil bertahan hidup 120 atau 150 tahun misalnya, itupun bukan apa-apanya dengan umur dunia ini. Apalagi dibandingkan dengan akhirat nanti yang tidak akan ada ujung dan akhirnya.
Saudara-saudara..
Marilah kita menyadari, betapa kecilnya kita ini. Di tengah jagat raya kita ini, anda semua masing-masing, hanyalah debu. Lebih kecil dari itu. Mungkin hanya molekul atau atom atau sepersekian milyard-nya atom. Kecil sekali..!
Oleh karena itu marilah kita selalu dhedhepe..selalu bersandar kepada Allah azza wa jalla. Yang maha besar, maha berkuasa atas semuanya, atas segala apa saja di dunia ini.
Apapun kesulitan, apapun problem hidup kita, ada Allah yang selalu akan menjaga kita. Dia yang menciptakan kita, tanpa kita minta, maka pastilah dan haruslah Dia menjaga kita, diminta atau tidak diminta.
Fa ilaahukum ilaahun waahidun falahuu aslimuu wa basysyiril mukhbitiin.
“Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Mahaesa. Karena itu berserah-dirilah kepadaNya. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang2 yg tunduk-patuh” (Al Hajj 34). 1:18
Wa tawakkal ‘alal hayyil ladzii laa yamuutu wa sabbih bihamdihi.
“Dan berserah-dirilah engkau kepada Yang Hidup, tiada mati, dan bertasbihlah dengan memujinya” (Al Furqan 58) 1:18
Lau annakum tawakkaluuna ‘alallaahi haqqa tawakkulihi larazaqakum kamaa yarzuquth thaira taghduu khimaashan wa taruuhu bithaanan. (HR Timidzi). 1:19
“Kalau kamu berserah-diri sepenuhnya kepada Allah, maka kamu akan diberi rejeki seperti rejeki yang diberikan kepada burung2, yang pergi pada waktu pagi dengan perut lapar dan pulang sore dengan perut kenyang”
Saudara-saudara…
Artinya, tidak usah kita cemas menghadapi hidup ini. Laa takhaf wa laa tahzan… janganlah gentar, jangan takut, jangan berputus-asa… Sepanjang sepak-terjang kita lurus-lurus saja…maka insyaallah Allah akan selalu memberi kepada kita petunjuk dan pertolongan. Haniifan musliman wa maa ana minal musyrikin… Lurus, ikhlas, berserah-diri, islam, manut mituhu marang kersaning Allah dan tidak musyrik…dengan itulah akan terjamin hidup kita.
Tapi tentu saja tawakkal, la takhaf wa laa tahzan itu tidak sama dan sama sekali bukan hanya enak-enak duduk lalu Tuhan memberi kita segala apa yang kita minta. Burung2 tadi tidak akan pulang kenyang jika tidak pergi keluar mencari makan. Demikian pula, manusia harus bekerja. Bukan hanya bekerja, tapi bekerja keras membanting tulang. Bukan hanya bekerja keras, tapi juga bekerja keras dan cerdas….dan rapi, cermat, penuh perhitungan… biar tidak diapusi, ditipu oleh para kaum musyrikin.. Berjuang dan sabar! Niat bulat, kuat, bekerja, berjuang dengan sabar…insyaallah apa yang kita mau akan kasembadan, akan dituruti oleh Allah.
Faidzaa ‘azamta fa tawakkal ‘alallaah.
“Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah” (Imran 150) . 1:21
Wa maa lanaa allaa natawakkala ‘alallaahi wa qad hadaanaa subulanaa wa lanashbiranna ‘alaa maa aadzaitumuunaa. Wa ‘alallaahi falyatawakkalil mutawakkiluun.
“Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah, padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh2 akan bersabar terhadap gangguan yang kamu kalukan terhadap kami. Dan hanya Allah saja orang2 yg bertawakkal itu berserah diri” (Ibrahim 12). 1:22
Rabbighfir warham wa anta khairur raahimiin…
**
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin wa bihi nasta’iinu ‘alaa umuurid dunyaa wad diin. 1:200
Asyhadu allaa ilaaha illal laahu wahdahu laa syariikalah ul mulkul mubiin.
Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu ash shaadiqul wa’dil amiin.
Shalaatan wa salaaman daaimaini mutalaazimaini ‘alaa asyrafil mursaliin.
Sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa ash-haabihith thaahiriinal mukarramiin. (ammaa ba’du)
Fa yaa ikhwaanii raahimakumul laah uushiikum wa iyyaaya bi taqwallaah wa thaa’atihii la’allakum tuflihuun.
Saudara-saudara hadirin sidang jum’ah yang dirahmati Allah,
Marilah kita selalu mengevaluasi diri, mawas diri, ngonceki keburukan dan kelemahan kita. Tapi juga menelusuri apa saja keunggulan dan kekuatan dan kemampuan kita masing2. Marilah kita melihat ke belakang, merenungkan sejarah hidup kita masing2, setelah itu marilah kita menatap ke depan dengan penuh percaya diri. Yang buruk kita buang, yang lemah kita obati. Yang unggul kita pupuk terus, yang kuat kita manfaatkan sebaik-baiknya…
Marilah kita rumuskan visi kita masing2. Dalam pilkada kemarin semua calon bupati dan gubernur mempunyai visi. Mungkin mimpi, mungkin sebagiannya hanya nggedebus ngoyoworo..tapi itu diperlukan untuk mengarahkan tindakan mereka ketika telah terpilih. Untuk kita tagih janji dan visi mereka itu dalam lima tahun ini…
Demikian pula kita sebagai pribadi-pribadi ini harus juga punya visi. Buatlah gambaran yang jelas untuk diri anda sendiri di masa depan, buatlah angan2 yang jelas untuk keluarga kita…mau jadi apa anak-isteri kita setahun ke depan, 5 tahun, 10 tahun, 50 tahun lagi.. Kita ingin lingkungan kita akan seperti apa, lingkungan masjid kita ini, lingkungan RT, desa, kabupaten, provinsi dan negara kita…
Marilah kita rumuskan, gambarkan visi itu sejelas-jelasnya, dan kemudian kita niatkan secara bulat dan sungguh2 untuk mewujudkannya. Bukan bertekad bulat lalu hidup ngglundhung sak kepenake dhewe tanpa arah. Tapi bertekad bulat lalu bekerja keras penuh dengan perencanaan dan kemudian kesungguhan untuk mewujudkan. Barulah setelah itu kita berserah diri kepada Allah azza wa jalla. Bekerja, berjuang dengan sungguh2, dan biarlah Allah yang membagi rejeki untuk ummatnya…
Fa qaala ta’aalaa fii kitaabihil kariim: a’uudzubillaahis samii’il ‘aliimi minassyaithaanir rajiim: man yattiqillaaha amarakum badaa-a binafsihi wa tsannaa bimalaaikatihi biqudsihi wa tsallatsa bikum ayyuhal mukminuun.
Fa qaala ‘azza min qaailin kariim: innal laaha wa malaaikatahu yushalluuna ‘alannabiy yaa ayyuhalladziina aamanu shalluu ‘alaihi wa sallimuu tasliima.
Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa muhammad wa ’alaa aalihii wa ash-haabihi wat taabi’iina wat taabi’it taabi’iina lahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin. Wa ’alainaa minhum wa ma’ahum bi rahmatika yaa arhamarraahimiin. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin.
Allaahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal muslimiina wal muslimaat. Al ahyaa-i minhum wal amwaat. Allaahumma a’izal islaama wal muslimiin wa ahlikil kafarata wal musyrikiin wa laa taj’alnaa tahta aqdaamil munaafiqiinadh dhaalimiin. Allaahummanshub fii bilaadinaa haadza imaaman ‘aadilan wa billadil muslimiina ‘aammah. Innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir.
Allaahumma allif baina quluubil mukminiina wa farriq jam’iyatal kufril musyrikiina bi ‘inaayatika wa rahmatika yaa arhamarraahimiin. Allaahummad fa’ ‘annal ‘alaa-a wal wabaa-a wal fahsyaa-a wal munkara wal baghya wassuyuufal mukhtalifata wasy syadaa-ida wal mihanama dzahara minhaa wa maa bathana min bilaadinaa haadzaa khaashshah wa min buldaani muslimiina ‘aammah. Innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir.
Rabbanaghfir lanaa wa li ikhwaaninal ladziina sabaquunaa bil iimaani wa laa taj’al fii quluubinaa ghillal lilladziina aamanuu rabbanaa innaka ra-uufur rahiim.
‘Ibaadallaaha innallaaha ya’ muruu bil ‘adli wal ihsaani wa iitaaidzil qurba wa yanhaa ‘anil fahsyaa-i wal munkari wal baghyii ya’idzukum la’allakum tadzakkaruun. Wa ladzikrullaahi akbar.
Comments Off on Jemuwah wekasan